Anak adalah amanah dari Alloh yang tiada
ternilai harganya. Amanah tersebut menuntut kita untuk menjadikan mereka
sebagai anak yang sholih dan sholihah. Untuk mewujudkannya ada beberapa
faktor yang harus dipenuhi, di antaranya memberikan nutrisi yang cukup
dan baik kepada anak sehingga bisa tumbuh dengan sempurna, sehat, dan
cerdas. Dengan begitu, akan membuat mereka mudah dibina untuk mendalami
ilmu-ilmu agama Alloh. Ketidak-acuhan kita terhadap nutrisi anak akan
membuat keadaan gizi mereka menjadi buruk.
Akhir-akhir ini, banyak balita yang
mengalami keadaan gizi buruk di beberapa tempat. Bahkan, dijumpai ada
kasus kematian balita gara-gara masalah gizi buruk kurang diperhatikan.
Kondisi balita yang kekurangan gizi sungguh sangat disayangkan. Sebab,
pertumbuhan dan perkembangan serta kecerdasannya dipengaruhi oleh gizi.
Kondisi gizi buruk tidak mesti berkaitan dengan kemiskinan dan
ketidaksediaan pangan, meski tidak bisa dipungkiri kemiskinan dan
kemalasan merupakan faktor yang sering menjadi penyebab gizi buruk pada
anak.
Selain itu, faktor pengasuhan anak juga
menentukan. Anak yang diasuh oleh ibunya sendiri dengan penuh kasih
sayang, kesadaran yang tinggi akan pentingnya nutrisi dan ASI, dan
selalu memperhatikan kesehatan—apalagi berpendidikan; maka anaknya tidak
akan mengalami gizi yang buruk. Sedangkan fenomena yang ada saat ini,
kebanyakan anak dipisahkan jauh dari ibunya dengan alasan kesibukannya
yang padat. Kemudian mereka menyerahkan kepengasuhan anak kepada orang
yang kurang memperhatikan nutrisi dan kesehatan anak. Jika seperti ini
keadaannya, besar kemungkinan anak akan mengalami gizi yang buruk. Oleh
karena itu, para orang tua, khususnya para ibu, hendaknya tetap
memperhatikan nutrisi dan kesehatan anaknya di tengah kesibukan mereka
melakukan aktivitas sehari-hari, di samping juga tarbiyah yang baik buat
mereka.
Pengertian Gizi Buruk
Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana
seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain
status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang
dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia,
kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama
yang banyak dijumpai pada balita.
Indikasi Gizi Buruk
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala
klinis yang bisa dijumpai pada anak adalah berupa kondisi badan yang
tampak kurus. Sedangkan gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis
besar bisa dibedakan menjadi tiga tipe: marasmus, kwashiorkor dan
marasmic-kwashiorkor.
Kwashiorkor memiliki ciri:
1) edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah) membulat dan lembab
2) pandangan mata sayu
3) rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok
4) terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
5) terjadi pembesaran hati
6) otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
7) terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)
8 ) sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
9) anemia dan diare
Sedangkan ciri-ciri marasmus adalah sebagai berikut:1) edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah) membulat dan lembab
2) pandangan mata sayu
3) rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok
4) terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
5) terjadi pembesaran hati
6) otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
7) terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)
8 ) sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
9) anemia dan diare
1) badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit
2) wajah seperti orang tua
3) mudah menangis/cengeng dan rewel
4) kulit menjadi keriput
5) jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar)
6) perut cekung, dan iga gambang
7) seringdisertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
8 ) diare kronik atau konstipasi (susah buang air)
Adapun marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.
Cara Mengukur Status Gizi Anak
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengukur status gizi pada anak. Berikut adalah salah satu contoh pengukuran status gizi bayi dan balita berdasarkan tinggi badan menurut usia dan lingkar lengan atas.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengukur status gizi pada anak. Berikut adalah salah satu contoh pengukuran status gizi bayi dan balita berdasarkan tinggi badan menurut usia dan lingkar lengan atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar